Banyak startup gagal karena konflik internal, salah satunya adalah konflik antar founder. Data dari CB Insight menyatakan bahwa ketidakharmonisan antar tim & investor menjadi salah satu penyebab startup gagal (13%). Selain itu, Noam Wessman, profesor Harvard Business School menyatakan bahwa 65% startup berpotensi gagal karena perselisihan antar founder. Surat perjanjian founder atau founder’s agreement memang memegang peran penting. Sebaiknya kamu membuatnya sebelum memulai kerjasama dan lakukan evaluasi saat startup sudah berjalan. Lalu, apa saja poin surat perjanjian founder yang penting untuk kamu buat?
1. Kontribusi Modal
Setiap founder punya kontribusi masing-masing, bisa berupa uang, properti, tenaga, dll. Kontribusi selain uang harus dihitung nilai valuasinya. Selain itu, penting untuk mencatat durasi dari kontribusi, apakah selama startup berjalan atau hanya untuk jangka waktu tertentu. Besarnya kontribusi ini jugalah yang akan menentukan pengambilan keputusan dan kepemilikan saham nantinya.
2. Peran & Tanggung Jawab
Walaupun kamu memiliki hubungan pertemanan dengan sesama co-founder, menuliskan peran dan tanggung jawab dengan spesifik sangat penting dilakukan. Tentukan peran masing-masing, siapa yang berperan jadi CEO, CMO, CTO, CFO, dll.
Selain itu penting juga untuk menentukan hak dalam pengambilan keputusan, apakah sesuai dengan peran, besar saham, voting, atau ada hak veto pada salah satu founder. Dengan peran yang jelas, maka pengambilan keputusan akan menjadi lebih jelas dan membuat kerja menjadi lebih efisien.
3. Gaji, Kepemilikan Saham, & Masa Vesting
Co-founder bukan berarti co-equal. Hal ini berlaku juga dalam kepemilikan saham. Kamu juga harus tetapkan masa vesting yaitu jangka waktu penerimaan saham. Jadi, berapa lama founder harus tetap ada di startup sebelum menerima saham. Kamu harus lihat pada besarnya kontribusi masing-masing founder. Tentukan juga apakah akan ada gaji untuk founder atau tidak. Hal-hal seperti ini penting agar menghindari perselisihan nantinya.
4. Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
Bayangkan jika kamu dan co-founder membuat aplikasi dan kalian tidak mendaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Kemudian co-founder yang membuat aplikasi tersebut keluar dan mempermasahkan hak kepemilikan atas aplikasi buatannya. Hal-hal seperti ini sering terjadi karena tidak diperjelas diawal, seperti kasus HKI yang pernah terjadi pada Geprek Bensu.
5. Ketentuan Keluar Masuk Perusahaan
Bagaimana jika salah satu founder harus keluar dari perusahaan? Pikirkan juga beberapa kondisi seperti meninggal dunia, dipecat, kehabisan modal, dll. Selain itu bagaimana jika ada co-founder baru yang masuk?
6. Ketentuan Untuk Pelanggaran Surat Perjanjian
Apa ketentuan jika salah satu founder melanggar isi dari surat perjanjian? Poin surat perjanjian founder ini memang tampak tidak menyenangkan tapi sangat penting untuk ditulis. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, kan?
Nah, bagaimana Konekzian? Apakah poin surat perjanjian founder ini sudah ada dalam surat perjanjian yang kamu buat? Butuh resources untuk membangun startup-mu? Aplikasi Konekzy menyediakan beragam resources untuk membantumu bangun startup, mulai dari playbook, video, podcast, dan artikel. Download gratis Konekzy di Google Play Store & App Store. Tetap semangat membangun startup!